Stratifikasi
sosial merupakan pembedaan sosial masyarakat secara vertikal. Dengan demikian,
ada masyarakat yang menduduki lapisan atas dan ada pula yang menduduki lapisan
bawah. Terjadinya pembedaan tersebut karena adanya sesuatu yang dianggap
berharga dalam masyarakat. Secara umum stratifikasi sosial juga sering
dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi kelompok.
Stratifikasi
ternyata tidak hanya terjadi di masa sekarang. Di masa kuno pun sudah terjadi.
Sehingga filosuf Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa dalam negara terdapat
tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, melarat, dan berada di tengah-tengah
antara kaya dan miskin.
A.
Pengertian
Stratifikasi Sosial
Seorang
sosiolog, Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa sistem lapisan sosial merupakan
ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mereka
yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak akan dianggap
berkedudukan dalam lapisan atas. Sedangkan mereka yang sedikit atau sama sekali
tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat dianggap
mempunyai kedudukan rendah.
Pelapisan
sosial atau stratifikasi atau social stratification berasal dari kata
stratification dan social.Stratificationberasal dari katastratum(jamaknya
strata) yang berarti lapisan. Mengenai stratifikasi sosial, Pitirim A. Sorokin
memberikan definisi bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Dengan demikian,
ada kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, inti dan
dasar stratifikasi sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak
dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya
di antara anggota-anggota masyarakat.
B.
Terbentuknya
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial selalu ada dalam kehidupan manusia. Apakah stratifikasi tersebut selalu
sama di setiap masyarakat? Apakah ada perbedaan stratifikasi antara masyarakat
sederhana dan modern?Stratifikasi sosial pada masyarakat sederhana akan berbeda
dengan stratifikasi sosial pada masyarakat modern. Stratifikasi pada masyarakat
sederhana, pelapisan yang terbentuk masih sedikit dan terbatas perbedaannya.
Sedangkan pada masyarakat modern, stratifikasi sosial yang terbentuk makin kompleks
dan makin banyak.
Secara
sederhana, perbedaan stratifikasi sosial bisa dilihat dari perbedaan besarnya
penghasilan rata-rata seseorang setiap hari. Menurut Paul. B. Hortondan Chester
L. Huntbahwa terbentuknya stratifikasi sosial tidak hanya berkaitan dengan
uang. Stratifikasi sosial adalah suatu pelapisan orang-orang yang berkedudukan
sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Stratifikasi sosial dalam
masyarakat menurut terbentuknya dibagi menjadi sebagai berikut.
1.
Stratifikasi Sosial yang Terjadi dengan Sendirinya dalam Proses
Pertumbuhan Masyarakat
Landasan
terbentuknya stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya, antara lain:
a. kepandaian;
b. tingkat umur
(yang senior);
c. sifat
keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat;
d. harta dalam
batas-batas tertentu.
Namun
demikian, setiap masyarakat memiliki landasan tersendiri dalam terbentuknya
stratifikasi sosial. Landasan terbentuknya stratifikasi sosial pada masyarakat
berburu tentu akan berbeda dengan stratifikasi sosial pada masyarakat bercocok
tanam. Landasan terbentuknya stratifikasi sosial pada masyarakat adalah sebagai
berikut :
a. Pada
masyarakat berburu, yang menjadi landasan stratifikasi adalah kepandaian
berburu. Jadi, seseorang yang memiliki kepandaian berburu di atas orang lain
dipandang berada pada stratifikasi sosial tinggi.
b. Pada
masyarakat menetap dan bercocok tanam yang menjadi landasan stratifikasi adalah
kegiatan awal membuka tanah di daerah tersebut. Pembuka tanah dan kerabatnya
dianggap memiliki stratifikasi sosial yang tinggi.
2.
Stratifikasi Sosial yang Sengaja Disusun untuk Mengejar Suatu
Tujuan Bersama
Stratifikasi
sosial yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan
dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal.
Misalnya, pemerintahan, badan usaha, partai politik, dan angkatan bersenjata.
Pada stratifikasi sosial jenis ini kekuasaan dan wewenang merupakan unsur
khusus dalam stratifikasi sosial.
Menurut
Soerjono Soekanto, ada beberapa pokok yang mendasari terjadinya stratifikasi
sosial dalam masyarakat.
a. Sistem
stratifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
b. Sistem
stratifikasi sosial dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai berikut
:
1) Sistem
pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
2) Distribusi
hak-hak istimewa yang objektif, seperti penghasilan, kekayaan, dan keselamatan.
3) Criteria
system pertentangan, yaitu disebabkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan.
4) Lambang-lambang
kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, dan
keanggotaan dalam suatu organisasi.
5) Mudah
tidaknya bertukar kedudukan.
6) Solidaritas
di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan sama dalam
sistem sosial masyarakat.
C.
Dasar
Pembentukan Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai dalam
masyarakat. Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang
dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu
yang dipandang berharga, antara lain
1. uang;
2. tanah;
3. benda-benda
bernilai ekonomis;
4. kekuasaan;
5. ilmu
pengetahuan;
6. keturunan;
7. pekerjaan;
8. kesalehan
dalam agama.
Secara umum,
pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh beberapa
kriteria berikut ini :
1. Ukuran
Kekayaan
Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak
termasuk dalam golongan lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki dapat dilihat dari
bentuk dan model rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian, cara berbelanja, dan
tempat makan.
2. Ukuran
Kekuasaan
Mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar
akan menempati lapisan atas. Ukuran kekuasaan banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional. Dalam masyarakat tradisional, orang yang dihormati adalah golongan
tua atau mereka yang pernah berjasa.
3. Ukuran
Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran
kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati dalam
masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi.
4. Ukuran Ilmu
Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran
stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran
untuk menentukan lapisan sosial masyarakat di atas bukanlah ukuran mutlak yang
tidak bisa berubah. Masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan
stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.
D.
Karakteristik
Stratifikasi Sosial
Ada tiga
karakteristik stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu perbedaan kemampuan
atau kesanggupan, perbedaan gaya hidup, dan perbedaan hak dan akses dalam
pemanfaatan sumber daya.
1.
Perbedaan Kemampuan atau Kesanggupan
Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan
sosial tinggi akan memiliki kemampuan yang lebih besar jika dibandingkan mereka
yang berada di lapisan bawah. Kemampuan yang dimaksud, antara lain kemampuan dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik. Kelompok masyarakat golongan atas akan dengan
mudah untuk memiliki rumah, mobil, dan perhiasan dibandingkan golongan kelas
bawah.
2.
Perbedaan Gaya Hidup (Life style)
Gaya berpakaian merupakan salah satu dari
gaya hidup. Hal lain yang termasuk gaya hidup adalah tempat makan dan makanan
yang dimakan.
3.
Perbedaan Hak dan Akses dalam Memanfaatkan
Sumber Daya Masyarakat yang menduduki lapisan
sosial atas akan makin banyak fasilitas dan hak yang diperoleh. Sementara itu,
masyarakat lapisan bawah dan tidak menduduki jabatan strategis apapun akan
sedikit mendapatkan hak dan fasilitas.
E.
Sifat
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial dalam masyarakat ada yang bersifat tertutup dan terbuka. Sifat
stratifikasi sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1. Stratifikasi
Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi
kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang
merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satusatunya jalan untuk menjadi
anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi
sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.
a.
Sistem Kasta dalam Masyarakat India
Sistem kasta dalam masyarakat India telah ada
sejak berabad-abad yang lalu. Apabila ditelaah, pada masyarakat India sistem
lapisan masyarakatnya sangat kaku dan menjelma dalam diri kasta-kasta.
Kasta-kasta di India mempunyai ciriciri tertentu, sebagai berikut :
1) Keanggotaan
pada kasta diperoleh karena warisan atau kelahiran sehingga anak yang lahir
memperoleh kedudukan yang sama dengan orang tuanya.
2) Keanggotaan
yang diwariskan berlaku seumur hidup.Untuk itu, seseorang tidak mungkin
mengubah kedudukannya kecuali apabila ia keluar dari kastanya.
3) Perkawinan
bersifat endogami, yaitu dipilih dari orang yang sekasta.
4) Hubungan
dengan kelompok-kelompok lainnya bersifat terbatas.
5) Kasta diikat
oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
6) Prestise
suatu kasta benar-benar diperhatikan.
b.
Masyarakat Feodal
Pola dasar stratifikasi sosial dalam
masyarakat feodal berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Pola dasar stratifikasi
sosial masyarakat feodal adalah sebagai berikut :
1) Raja dan
bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus dihormati serta ditaati oleh
rakyatnya. Raja memiliki kewenangan serta hak-hak istimewa.
2) Lapisan
utama diduduki oleh raja dan kaum bangsawan.
3) Rakyat harus
mengabdi pada raja serta bangsawan.
c.
Masyarakat yang Lapisan Sosialnya Tergantung pada Perbedaan Rasial
(Politik Rasial)
Masyarakat dengan lapisan sosial seperti ini
pernah terjadi di Afrika Selatan saat pelaksanaan politik apartheid. Saat itu
Afrika Selatan masih berada di bawah kekuasaan bangsa Inggris. Pemerintah
penguasa membedakan segala kegiatan antara kulit hitam dan kulit putih. Dalam
perkembangannya, politik apartheidbanyak dikecam masyarakat dunia sampai
akhirnya politik ini berakhir dari Afrika Selatan. Sistem yang sama pernah
berlangsung di Amerika Serikat dengan nama segregation. Sistem ini juga
melakukan pembedaan masyarakat menjadi masyarakat kulit berwarna terutama orang
Negro dan kulit putih.
2. Stratifikasi
Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan
untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi
sosial terbuka memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang
cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya. Dalam
kenyataannya sistem stratifikasi sosial tidak hanya bersifat terbuka dan
tertutup saja, tetapi bersifat campuran. Jadi, ada kemungkinan di dalam suatu
masyarakat terdapat unsur-unsur gabungan dari keduanya. Misalnya, dalam sistem
ekonomi menggunakan sistem stratifikasi sosial terbuka, sedangkan pada bidang
lain bersifat tertutup.
F.
Bentuk-Bentuk
Stratifikasi Sosial
Setiap
lapisan dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun
demikian, setiap lapisan memiliki sifat yang menghubungkan suatu lapisan dengan
lapisan yang berada di bawah atau di atasnya. Secara sederhana, stratifikasi
sosial terbagi ke dalam tiga lapisan, yaitu lapisan atas (upper), lapisan
menengah (middle), dan lapisan bawah (lower).
Bentuk
stratifikasi sosial dalam masyarakat ada bermacam-macam, seperti stratifikasi
ekonomi, stratifikasi politik, dan stratifikasi sosial.
1. Stratifikasi
Ekonomi
2. Stratifikasi
Sosial
3. Stratifikasi
Politik
DAFTAR
PUSTAKA
Budiyono. 2009. Sosiologi 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
0 comments:
Post a Comment